Kabupaten Probolinggo patut berbangga. Tahun ini, salah satu anggota Pramuka Penegak Kwartir Cabang Probolinggo telah berhasil meraih tiket untuk melaksanakan studi banding ke dua negeri tetangga, yakni Singapura dan Malaysia. Dialah Moch. Alfa Alfiansyah, siswa SMA Taruna Dra. Zulaeha Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo. Prestasi ini ia dapatkan tentunya dengan jalan yang tak mudah. Remaja yang akrab dipanggil Alfa itu harus melalui seleksi regional di tiap-tiap zona diadakanya FWKKP 2019. Di babak penyisihan yang diikuti sejumlah 1000 peserta tiap zonanya tersebut, Alfa dapat menyisihkan ratusan peserta lainya melalui lomba cerdas cermat yang sistemnya seperti Ranking 1. Setelah tersisa 4 peserta, mereka kembali diadu diatas panggung untuk memperebutkan jatah 2 orang putra/putri yang akan mewakili zona 8 Probolinggo untuk maju ke tingkat provinsi. Pertanyaan yang diajukan dewan juri pun bermacam-macam, mulai tentang kepramukaan, sejarah, kebangsaan, pengetahuan umum, dan juga tentang IPA. Akhirnya, setelah bertarung cukup sengit, akhirnya Alfa berhasil meraih poin tertinggi dan bersama 3 orang rekannya mewakili Probolinggo di Grand Final Jawa Timur.
Selepas babak regional, remaja 18 tahun itu melanjutkan perjuangan di tingkat provinsi. Kali ini, ia bersaing dengan 43 juara lainya dari tiap zona se-Jawa Timur. Kali ini, bukan lagi soal menjawab pertanyaan, namun soal kreasi. Ya, Grand Final kali ini memperlombakan Teknologi Tepat Guna (TTG), yaitu inovasi teknologi yang sekiranya dapat bermanfaat untuk masyarakat. Dengan perjuangan ekstra dan juga bantuan dari berbagai pihak di sekitarnya, Alfa berhasil menciptakan alat pemanas bibit bawang merah yang ia sebut dengan HO2S (Heater of Onion Seeds). Bukan hanya alat yang dilombakan, namun ia juga harus membuat karya tulis ilmiah, video pembuatan, video profil, laporan, dan juga mempersiapkan presentasi. “Alhamdulillah semuanya selesai tepat waktu, walaupun di awal sempat deadlock.” sebutnya.
“Sempat agak ragu sih, karena HO2S hanya dalam bentuk prototype, apalagi pas presentasi jurinya itu dosen-dosen dari Malang dan Surabaya.”, imbuhnya ketika telah selesai melaksanakan penilaian. Namun, hasilnya sungguh tak terduga. Dalam Grand Final yang diadakan di Wisata Ngopi Bareng Pintu Langit Prigen, Pasuruan, siapa sangka, namanya terpanggil dalam awarding night sebagai peraih medali emas, yang artinya ia bersama dengan 15 pemenang lainya berhak terbang ke Singapura dan Malaysia. Ia merasa sangat bangga, apalagi penghargaan diserahkan langsung oleh Kakwarda yang juga eks Wakil Gubernur Jatim, Gus Ipul.
Beberapa bulan setelahnya, pemuda yang juga pernah terpilih menjadi Paskibra di kabupaten Probolinggo itu pun bertolak menuju negeri seberang. Di sana, ia berkesempatan berkunjung ke Pramuka di 2 negara tersebut, yaitu Pengakap Malaysia dan juga Scout of Singapore. Selain itu, ia dan rombongannya juga mengunjungi ikon-ikon nasional negeri Jiran dan negeri Singa itu, seperti Petronas Twin Tower, Kota Malaka, Merlion Park, Universal Studio, dan juga banyak lagi yang lainya. Ia menuturkan, bahwa ia mendapatkan banyak pengalaman berharga dalam study educationnya itu. Selain itu, pemuda yang dikenal sederhana ini juga memberikan semangat kepada semuanya untuk senantiasa berjuang meraih prestasi. “Banyak pelajaran yang tidak semuanya bisa saya tuturkan dengan kata-kata. Sebuah kebanggan tak ternilai untuk mengibarkan merah putih di luar sana. Untuk teman-teman semua, berprestasilah hingga engkau bisa ke luar negeri, agar kamu tahu, betapa tertinggalnya negeri kita ini. Agar engkau punya semangat mengubah negeri ini menjadi lebih baik lagi.” Jelasnya.
Semoga Kabupaten Probolinggo dan khususnya SMA Taruna Dra. Zulaeha dapat terus berprestasi ke tingkat dunia, aamiin.